Substore toko yang menjual piringan hitam disini menjadi sponsor utama dalam perilisan album solo international Dewa Budjana yang ke 4 kalinya dan penonton terlihat memenuhi tempat-tempat yang ada, bisa dikatakan penonton merasa terhibur sambil menikmati jajanan makanan yang mereka beli di pasar ini.
Joget Khayangan membuka penampilan Dewa Budjana dengan para personil muda lainnya yaitu Yandi (drum) Shadu (bass) Richard Hutapea (sax) Martin (keyboard). Bisa dikatakan Dewa Budjana dan Shadu memang sudah lama mengenal dikarenakan faktor ayah Shadu yang sering berkolaborasi dengan ia yaitu Idang Rasjidi. Dan personil paling muda pada band ini ada pada pemain drum Yandi yang berumur 18 tahun. Terlihat di deretan penonton ada kedua orang tua Yandi yang pada masa mudanya pernah menjadi Vokalist Dewa Budjana pada masih merintis karier di kota pahlawan Surabaya.
Lagu ke dua dari album HASTA KARMA diberi judul Desember dengan maksud mengingatkan ia sendiri karena pada bulan desember ia selalu disibukan oleh proyek album solo yang memang rilis setiap tahunnya. Sedangkan untuk lagu terakhir pada album ini diberi judul Ruang Dealisis atau yang biasa dikenal ruang cuci darah hal itu mengingatkan Dewa Budjana pada sosok ayahnya yang harus melakukan cuci darah selama 5 tahun tepatnya tahun 1985-1990 dan sosok yang menjadi panutan Budjana ini pun harus pergi meninggalkannya pada tahun 1990. Untuk lagu Jayaprana menceritakan kisah legenda percintaan dibali yang diakhiri dengan kematian dan setelah yandi menyelesaikan solo drumnya listrik yang ada diatas panggung itu mati, sebuah peristiwa yang sama dengan cerita legenda tersebut.
Selesainya bermain Dewa Budjana pun menyempatkan berphoto bersama fans yang membeli CD atau Vinyl yang dijual. Tidak hanya berphoto saja tetapi Dewa Budjana memberikan tanda tangan pada piringan hitam yang dibeli pada saat itu juga di Substore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar