Sabtu, 07 Maret 2015

Java Jazz Hari Kedua

Hari ini tepat hari sabtu tanggal 7 maret 2015 Java Jazz hari kedua dimulai dengan berbeda dengan hari pertama, perbedaan terdapat pada kepadatan penonton dan tentunya berimbas pada tempat parkir yang ada di jiexpo kemayoran ini. Penuhnya penonton yang ada disini dikarenakan banyaknya musisi-musisi berbakat dari dalam dan luar negeri dan faktor akhir pekan menjadi hiburan bagi pecinta jazz nusantara.

Alain Caron Bassist asal canada yang lahir 59 tahun yang silam membuka pergelaran java jazz festival hari kedua ini, Hall A3 pun terisi 50 % dari kapasitas yang ada sehingga penonton masih bisa leluasa untuk menikmati besarnya hall tersebut, alunan musik fusion dan swing yang ia mainkan sangat terasa indah disini, karena cuaca yang ada pada saat ini sedang hujan alunan bass freetlessnya pun sangat tampak dominan di band tersebut.

Belum selesai Alain Caron bermain, Hall D2 Sudah terisi setengah dari kapasitas yang ada dikarenakan adanya bobby McFerrin bermain dengan menepuk dadanya pada saat bernyanyi yang menjadi ciri khasnya,sketching yang rumit untuk ditiru pun tidak luput menjadi pusat perhatian penonton yang ada di dalam hall utama ini.

30 menit berselang grup musik jazz asal japan yang mereka sebut Blue Note Tokyo All Star Jazz Orchestra mampu membuat hall C1 Brava radio menjadi sangat penuh, bahkan saya pun tidak mendapatkan tempat duduk yang telah disediakan. Penonton yang memenuhi hall ini pun dibuat terkagum-kagum pada saat mereka membawakan lagu yang dibuat oleh Jaco Pastourius yang berjudul Teen Town, Koichi Asamu yang bertugas sebagai pemain bass ini pun mampu membuka lagu ini dengan nada-nada rendah yang ia mainkan dari bassnya dan ditengah lagu ini pun para pemain trumpet dan saxophone pun beradu kemampuan dengan bersolo.

Sementara itu musisi kelahiran sao paulo brazil keturunan jepang pun bermain pada hall D1 simpati yaitu Lisa Ono. Alunan smooth jazz yang kental akan pengaruh musik latin pun membuat hall ini menjadi sangat Romantis di mana hari ini adalah malam minggu. Dock the bay dan jambalaya menjadi bukti bahwa Lisa Ono memang pantas mendaptkan panggung tersendiri untuk event sebesar Java Jazz.

Tak berlangsung lama pria campuran italia dan amerika yaitu Chris Botti mampu membuat panggung utama di Java Jazz festival menjadi sangat sempit dikarenakan luapan penonton yang ingin menonton.
Kolaborasi dengan pemain biola Charolyn Chamber pun mampu membuat penonton meneriakan namanya di lagu pertama kali yang ia bawakan. Dan ternyata Chris Botti tidak betah berlama-lama bermain diatas panggung dan ia memutuskan untuk bermain di hadapan penonton yang sedang terduduk di kursi roda, penonton yang lain pun sontak bertepuk tangan atas dirinya. Tidak sampai disitu penonton dibuat terkagum-kagum pemain drum dari band ini pun melakukan aksi solo drum yang kemudian diakhiri salam perpisahan. 

Tulus musisi asal indonesia ini mampu meramaikan event kali ini dengan menyulap Hall D3 menjadi sangat penuh dan jam bermainnya pun bersamaan dengan Chris Botti, hal ini membuat dilema fans Tulus dan Chris Botti untuk menentukan musisi mana yang akan mereka lihat, dan ini memang merupakan ciri khas Java Jazz.

Setengah jam setelah Chris Botti selesai bermain antrian menuju pintu hall D2 disitu terlihat antrian yang sangat penuh karena antrian Incognito feat Chaka Khan. Setelah pintu masuk dibuka penonton terlihat berlarian untuk mengisi tempat duduk yang sudah disediakan, dan lagi-lagi banyak penonton yang penasaran tidak dapat masuk ke hall utama. Suara Chaka Khan yang tinggi dan berkarakter terdengar sangat menghibur, saat lagu Sweet Things penonton yang memang hafal lagu incognito pun banyak yang bernyanyi sambil bergoyang karena terbawa ueforia. Tak ketinggalan lagu still a friend of mind pun dibawakan dengan di medley lagu colibri yang dikenal dengan lagu yang sangat susah untuk dinyanyikan untuk seorang penyanyi.

Dijam yang sama, Di hall B3 Richard Bona membuat penonton bergoyang dengan nada-nada yang kental akan musik africa yang digabung dengan ketukan drum yang kaya akan musik latin. Didalam hall ini tidak hanya berisikan oleh fans Bonna tetapi sudah ada fans Kahitna yang sudah menunggu didalam dan membuat hall yang besar ini menjadi penuh dan sesak.

Java Jazz 2015 resmi ditutup dengan duo musisi asal amerika yaitu Brad Mehldau dan Mark Gulliana yang mereka namai Mehliana. Konsep bermain Mehliana adalah menggabungkan musik modern menjadi fusion jazz yang sangat apik dengan alunan nada berasal dari synthesizer dan ketukan drum dari Mark Gulliana. Peter Gontha selaku pendiri dari event Java Jazz memberi medali penghormatan untuk Brad Mehldau karena telah menginspirasi musisi muda untuk tetap bermain musik.


#Jazzevent



Tidak ada komentar:

Posting Komentar